Select Language : |
ECO-PARK PARINKRAFERS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
SEBAGAI GLOBAL VILLAGE UMT-INDONESIA
Nama Parinkrafers sudah menjadi kesepakatan branding dan nama fans di kalangan Civitas Akademika Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif Universitas Muhammadiyah Tangerang. Sebagai branding nama club maka setidaknya terdapat enam belas mascot animator beserta ilustrasinya. Dalam tulisan ini akan dijelaskan ikon animator masing-masing komunitas kreatif yang menjadi tagline sekiraya menjadi nama-nama Saung Kreatif yang dibuat di atas lahan 3.8 Ha Sukabumi Jawa Barat dan 5 Ha Lahan Wakaf Solok Sumatera Barat. Keberadaan Eco-Park boleh jadi kedepannya sebagai sarana berlangsungnya sekolah alam model yang terinspirasi dari kesuksesan system pembelajaran alam terbuka dan bahkan pada level pendidikan tinggi saat ini dikenal dengan istilah University of the People (UoP).
Setiap perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dituntur memiliki Indikator Kinerja Tambahan (IKT) yang ditetapkan melebihi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti). Hal ini oleh Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif disikapi melalui keberadaan Pusat Inovasi Inkubator Bisnis & Usaha (IBU) sebagai lembaga afiliasi kewirausahaan tagline program aksi yang terangkum dalam terminology EDIBRACONEMS. Keberadaan lembaga IBU adalah bentuk kongkrit sinergi dengan persyarikatan muhammadiyah hasil rakor Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Banten, Majelis Pemberdayan Masyarakat (MPM), Majelis Pendidikan Kader (MPK), dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Madikdasmen), tanggal Maret 2019 dalam rangka memajukan persyarikatan muhammadiyah di Banten.
Tabel. Indikator Kinerja Tambahan Tata Pamong
IKU |
IKT |
Alasan |
|
|
English |
Arabic |
|
Sistem Tata Pamong |
Educatings |
??????? |
Menerapkan system pendidikan kewirausahaan kreatif dan inovatif |
Kepemimpinan |
Developings |
???????? |
Melakukan pengembangan kapasitas sumberdaya yang ada di bidang Kepariwisataan dan Industri Kreatif |
Innovatings |
????????? |
Mendorong karya-karya inovasi mahasiswa dan masyarakat dibidang menjadi layak pasar |
|
Sistem Penjaminan Mutu
|
Brandings |
Membentuk brand imej produk kewirausahaan mahasiswa dan masyarakat |
|
Bridgings |
Menjembatani dunia akademis dengan ecosystem hexahelix kepariwisataan dan industry kreatif.. |
||
Actuatings |
Melakukan praktik wirausaha sungguhan di bidang.di dalam maupun diluar kampus |
||
Kerjasama |
Collaboratings |
Kerjasama sinergi hexahelix dunia pendidikan, dunia usaha dan birokrat di kepariwisataan dan industry kreatif. |
|
Organizings |
Segala aktifitas berlangsung dalam semangat membangun organisasi pembelajar di bidang kepariwisataan dan industry kreatif |
||
Networkings |
Membangun jejaring wirausaha nasional, regional dan internasional di kepariwisataan dan industry kreatif |
||
Empowerings |
Memberdayakan masyarakat dalam bidang kepariwisataan dan industry kreatif |
||
Modellings |
Membentuk model-model wirausaha berbasis kearifan local |
||
Servings |
Memberikan layanan jasa konsultan riset, pelatihan di bidang kepariwisataan dan industry kreatif |
Dari aspek tata kelola, tagline ini menjadi alat kontrol dan kendali atas 12 capaian kinerja, antara lain: Educatings (Pendidikan); Developing (Pengembangan), Inovatings (Inovasi), Brandings (Membangun Brand), Bridgings (Penghubung), Actuatings (Pelaksanaan), Collaboratings (Kerjasama), Organizings (Organisasi Pembelajar), Networkings (Jejaring), Empowerings (Pemberdayaan), Modellings (Permodelan), Servings (Jasa Layanan). Dokumen IKT ini dapat ditemukan dalam SK Dekan No. 0034/PARINKRAF/UMT/07/2020 tentang Indikator Kinerja Tambahan (IKT) Parinkraf yang dapat dikaji ulang dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan. Sebagai gambaran proses pembelajaran MBKM atau Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Ilustrasi berikut gambaran capaian kinerja penerapan tagline EDIBRACONEMS di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiah (PTMA). Berikut potensi pelibatan PTMA Pendamping terhadap keberadaan Eco-Park Parinkrafers di bidang Catur Dharma.
Indikator Kinerja Tambahan (IKT) yang ditetapkan melebihi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) oleh Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif adalah dengan adanya Pusat Inovasi Inkubator Bisnis & Usaha (IBU) afiliasi Fakultas Parinkraf sebagai lembaga afiliasi kewirausahaan tagline program aksi yang terangkum dalam terminology EDIBRACONEMS. Keberadaan lembaga IBU adalah bentuk kongkrit sinergi dengan persyarikatan muhammadiyah hasil rakor Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Banten, Majelis Pemberdayan Masyarakat (MPM), Majelis Pendidikan Kader (MPK), dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Madikdasmen), tanggal Maret 2019 dalam rangka memajukan persyarikatan muhammadiyah di Banten. Dari aspek tata kelola, tagline ini menjadi alat kontrol dan kendali atas 12 capaian kinerja, antara lain: Educatings (Pendidikan); Developing (Pengembangan), Inovatings (Inovasi), Brandings (Membangun Brand), Bridgings (Penghubung), Actuatings (Pelaksanaan), Collaboratings (Kerjasama), Organizings (Organisasi Pembelajar), Networkings (Jejaring), Empowerings (Pemberdayaan), Modellings (Permodelan), Servings (Jasa Layanan). Dokumen IKT ini dapat ditemukan dalam SK Dekan No. 0034/PARINKRAF/UMT/07/2020 tentang Indikator Kinerja Tambahan (IKT) Parinkraf yang dapat dikaji ulang dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan. Penyajian Indikator Kinerja Tambahan (IKT) ini dibuatkan tabel yang berisi sebagai berikut: nomor, IKU, IKT, dan alasan sebagaimana tabel berikut:
Nama Parinkrafers sudah menjadi kesepakatan branding dan nama fans di kalangan Civitas Akademika Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif Universitas Muhammadiyah Tangerang. Sebagai branding nama club maka setidaknya terdapat enam belas mascot animator beserta ilustrasinya. Berikut ini ikon animator masing-masing komunitas kreatif yang menjadi tagline sekiraya menjadi nama-nama Saung Kreatif yang akan dibuat di lokasi ekopark.
Tabel 2.1
Ikon Animasi Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif
No |
Ikon Anmasi |
Komuniats Kreatif |
Ilustrasi Ikon Animasi |
01 |
Advy |
Komunitas Periklanan |
|
02 |
Fothy |
Komunitas Fotografi |
|
03 |
Publy |
Komunitas Penerbitan |
|
04 |
Printy |
Komunitas Percetakan |
|
05 |
Packy |
Komunitas Pengemasan |
|
06 |
Devy |
Komunitas DKV |
|
07 |
Crafty |
Komunitas Kerajinan |
|
08 |
Culinary |
Komunitas Kuliner |
|
09 |
Filmy |
Komunitas Perfileman |
|
10 |
Styly |
Komunitas Kerajinan |
|
11 |
Feshy |
Komuitas Fesyen |
|
12 |
Animacy |
Komunitas Animasi |
|
13 |
Archy |
Komunitas Aristektur |
|
14 |
Rady |
Komunitas Radio |
|
15 |
Tivy |
Komunitas Televisi |
|
16 |
Travy |
Komunitas Wisata |
|
17 |
Trapy |
Komunitas Transportasi |
Yang dimaksud fungsi gallery dalam konteks pembangunan ekopark adalah adanya sarana pembelajaran berbasis alam didukung berbagai fasilitas yang dapat dijadikan sebagai miniatur kampung dunia (global village) dengan saung ikon animasi 16 subsektor industri kreatif. Selain saung industry kreatif, diatas lahan tersebut juga akan berdiri bangunan utama dalam bentuk kapan pesiar dengan fungsi homestay atau penginapan lengkap dengan ruang belajar dan ruang pustaka dengan 15 ruang pertemuan utama yang didedikasikan untuk para tokoh pimpinan muhammadiyah. Kelima belah figur tokoh pembelajar yang sukses hantarkan Muhammadiyah sebagai ormas berkamajuan dan dikenal dunia sebagai organisasi modern tersebut, antara lain:
No |
Nama/Periode |
Foto |
No |
Nama/Periode |
Foto |
01 |
K.H. Ahmad Dahlan (1912-1923), |
|
09 |
KH Faqih Usman (1968-1968); |
|
02 |
K.H. Ibrahim (1023-1934); |
|
10 |
K.H. A.R. Fachruddin (1968-1990); |
|
03 |
K.H. Hisyam (1934-1937); |
|
11 |
K.H. Ahmad Azhar Basyir (1990-1995); |
|
04 |
K.H. Mas Mansur (1937-1942); |
|
12 |
Prof. Dr. H. Amien Rais (1995-1998); |
|
05 |
Ki Bagoes Hadikoesoemo (1942-1953); |
|
13 |
Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif (1998-2005); |
|
06 |
Buya A.R. Sutan Mansur (1953-1959); |
|
14 |
Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin MA (2005-2015); |
|
07 |
K.H. M. Yunus Anis (1959-1962); |
|
15 |
Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si. (2015-2020) |
|
08 |
K.H. Ahmad Badawi (1962-1968); |
|
|
|
|
EDIBRACONEMS adalah akronim dari terminology Educatings | Innovatings | Bridgings | Brandings | Actuatings | Collaboratings | Networkings I Modellings I Servings. Edibraconems sudah menjadi kata tagline yang disepakati menjadi rumusan indicator kinerja dari program aksi Pusat Inkubasi Binis dan Usaha (IBU) Pandu Hizbul Wathon. Kata ini semakin menginspirasi penulis ketika hadir dalam rangkaian acara Pameran Potensi Desa yang dilaksanakan oleh Kementrian Desa Tertinggal di Jakarta Convention Centre, dari tanggal 13 s.d 15 Oktober 2016. Tahapan perjuangan mendorong tumbuhnya kelas kreatif melalui desa membangun bangsa dalam bingkai kebhinnekaan tunggal ika.
Tampaknya tagline Gerbang Emas Desa sejalan dengan tagline EDIBRACONEMS yang tentunya identik dengan nama gadis desa yang gampang diingat sehingga berterima dalam masyarakat luas. Tagline ini juga pernah diperkenalkan di hadapan tim penyusun pedoman penilaian mandiri Kabupaten Kota Kreatif oleh Badan Ekonomi Kreatif secara nasional (2016). Kegiatan asesmen mandiri tersebut dapat dituangkan melalui misi EDIBRACONEMS (Educatings, Developings, Innovatings, Brandings, Bridgings, Actuatings, Collaboratings, Organizings, Networkings, Empowerings, Modellings, Servings) yang secara terminolgi megandung makna sebagaimana dijelaskan dalam skema dibawah ini. Dengan tagline ini, IBU Pandu Hizbul Wathon tentunya melihat adanya korelasi input, proses, output dan outcome dunia pendidikan tinggi terhadap potensi terbentuknya kota kreatif dan desa wisata melalui jejaring 178 perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Apalagi dengan potensi kemitraan sesama PTMA lainnya yang memiliki program studi kepariwisataan. Artinya, keberadaan amal usaha Pendidikan, amal usaha Kesehatan dan amal usaha ekonomi berupa Baitul Tamwil Muhammadiyah yang ada di tingkat kabupaten kota bisa diandalkan sebagai penopang terbentuknya berbagai kota kreatif maupun desa wisata di Indonesia.
Berikut ilustrasi capaian kinerja pendidikan tinggi dalam mendorong tumbuhnya desa kota kreatif dan desa kota wisata di Indonesia dalam gambaran siklus penerapan kerjasama sinergi Pendidikan Tinggi Muhammadiyah dengan masyarakat sasaran setingkat desa
NO |
PROGRAM STRATEGI DAN RENCANA AKSI |
A |
Educatings, melakukan pembinaan masyarakat desa melalui peroses pendidikan kewirausahaan kreatif dan inovatif. |
|
|
B |
Developings, melakukan riset pengembangan berbagai potensi wisata dan industry kreatif desa. |
|
|
C |
Innovatings, mendorong karya-karya inovasi desa menjadi layak pasar. |
|
1. Melakukan inovasi kewirausahaan desa melalui kegiatan riset berbasis keilmuan ekonomi atau industry kreatif; 2. Melakukan penelitian kerjasama antar perguruan tinggi sebagai bentuk detasering pembinaan desa. 4. Berperan aktif dalam kegiatan riset unggulan strategis nasional sebagai bentuk pengembangan wawasan kerjasama; 5. Berperan aktif dalam kegiatan riset andalan perguruan tingi dan industry. 6. Berperan aktif dalam kegiatan penelitian kompetensi sesuai dengan bidang studi dan kompetensi pengajaran; 7. Terlibat aktif dalam kegiatan penelitian prioritas nasional MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) |
D |
Bridgings, menjembatani pelaku usaha desa dengan dunia pendidikan, pelaku usaha dan perbankan |
|
1. Memperluas dan memperkuat kemitraan dengan berbagai stakeholder di nasional, regional dan Internasional; 2. Mengembangkan pola sinergi, kolaborasi dan kontribusi dengan berbagai Stakeholder Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, Dunia Industri, Dunia Pendidikan, Asosiasi Pengusaha, Organisasi Kepemudaan dan Masyarakat; 3. Melakukan integrasi vertikal dan horisontal dengan berbagai usaha penumbuhan ekonomi dan industri di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan industri; 4. Meningkatkan peran fasilitasi dan mediasi dalam memacu pertumbuhan usaha wirausahawan muda desa; 5. Mengoptimalkan pemanfaatan media teknologi informasi, komunikasi, edukasi, sosialisasi dan advokasi yang ada untuk memacu pelaksanaan dan pengembangan Program Kewirausahaan Masyarakat Desa. |
E |
Brandings, menumbuhkan brand imej produk kewirausahaan desa di pasar bebas. |
|
|
F |
Actuatings, melaksanakan aksi nyata prospek kewirausahaan berbasis hasil riset setingkat desa. |
|
|
G |
Collaboratings, mendorong terbentuknya komunitas wirausaha desa kreatif berbasis kearifan local |
|
|
H |
Networkings, membangun jejaring wirausaha desa secara nasional, regional dan Internasional |
|
1. Mendorong pengelola Bumdesa aktif pada forum komunikasi Stakeholder kewirausahaan desa; 2. Mendorong pengelola Bumdesa aktif pada forum kajian pengembangan kewirausahaan desa melibatkan kalangan pers, Perguruan Tinggi dalam dan luar negeri, Asosiasi Pengusaha, Asosiasi Profesi; 3. Mendorong pengelola Bumdesindo aktif dalam Pertukaran Informasi Berbasis Website Wirausaha Desa; 4. Mendorong pengelola Bumdesa berkontribusi dalam penyebaran informasi di Jurnal kewirausahaan desa. |
I |
Modellings, membentuk usaha model (PT, CV, Koperasi) di lingkungan desa maupun usaha model kerjasama jejaring milik asosiasi |
|
|
J |
Servings, memberikan layanan jasa konsultan pendirian usaha baru, pelatihan dan riset pengembangan produk baik untuk anggota Bumdes maupun masyarakat umum |
|
|