Select Language :

ECO PARK PARINKRAFERS

ECO PARK PARINKRAFERS

Sabtu, 05 Februari 2022

ECO-PARK PARINKRAFERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

SEBAGAI GLOBAL VILLAGE UMT-INDONESIA

 

 

  1. ECO-PARK DITINJAU DARI IKU DAN IKT PARINKRAF-UMT

 

Nama Parinkrafers sudah menjadi kesepakatan branding dan nama fans di kalangan Civitas Akademika Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif Universitas Muhammadiyah Tangerang. Sebagai branding nama club maka setidaknya terdapat enam belas mascot animator beserta ilustrasinya. Dalam tulisan ini akan dijelaskan ikon animator masing-masing komunitas kreatif yang menjadi tagline sekiraya menjadi nama-nama Saung Kreatif yang dibuat di atas lahan 3.8 Ha Sukabumi Jawa Barat dan 5 Ha Lahan Wakaf  Solok Sumatera Barat. Keberadaan Eco-Park boleh jadi kedepannya sebagai sarana berlangsungnya  sekolah alam model yang terinspirasi dari kesuksesan system pembelajaran alam terbuka dan bahkan pada level pendidikan tinggi saat ini dikenal dengan istilah University of the People (UoP). 

 

Setiap perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dituntur memiliki  Indikator Kinerja Tambahan (IKT) yang ditetapkan melebihi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti). Hal ini oleh Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif disikapi melalui keberadaan Pusat Inovasi Inkubator Bisnis & Usaha (IBU) sebagai lembaga afiliasi kewirausahaan tagline program aksi yang terangkum dalam terminology EDIBRACONEMS. Keberadaan lembaga IBU adalah bentuk kongkrit  sinergi dengan persyarikatan muhammadiyah hasil rakor Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Banten, Majelis Pemberdayan Masyarakat (MPM), Majelis Pendidikan Kader (MPK), dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Madikdasmen), tanggal Maret 2019 dalam rangka memajukan persyarikatan muhammadiyah di Banten.

 

 

Tabel. Indikator Kinerja Tambahan Tata Pamong 

IKU

IKT

Alasan

 

English

Arabic

Sistem Tata Pamong

Educatings

???????

Menerapkan system pendidikan kewirausahaan kreatif dan inovatif

Kepemimpinan

Developings

????????

Melakukan pengembangan kapasitas sumberdaya yang ada di bidang Kepariwisataan dan Industri Kreatif

Innovatings

?????????

Mendorong karya-karya inovasi mahasiswa dan masyarakat dibidang menjadi layak pasar

Sistem Penjaminan Mutu

 

Brandings

???????? ????????

Membentuk brand imej produk kewirausahaan mahasiswa dan masyarakat

Bridgings

???????

Menjembatani dunia akademis dengan ecosystem hexahelix kepariwisataan dan industry kreatif..

Actuatings

???????

Melakukan praktik wirausaha sungguhan di bidang.di dalam maupun diluar kampus

Kerjasama

Collaboratings

???????

Kerjasama sinergi hexahelix dunia pendidikan, dunia usaha dan birokrat di kepariwisataan dan industry kreatif.

Organizings

???????

Segala aktifitas berlangsung dalam semangat membangun organisasi pembelajar di bidang kepariwisataan dan industry kreatif

Networkings

???????

Membangun jejaring wirausaha  nasional, regional dan internasional di kepariwisataan dan industry kreatif

Empowerings

???????

Memberdayakan masyarakat dalam bidang kepariwisataan dan industry kreatif

Modellings

???????

Membentuk model-model wirausaha berbasis kearifan local

Servings

??????

Memberikan layanan jasa konsultan riset, pelatihan di bidang kepariwisataan dan industry kreatif

 

Dari aspek tata kelola, tagline ini menjadi alat kontrol dan kendali atas 12 capaian kinerja, antara lain: Educatings (Pendidikan); Developing (Pengembangan), Inovatings (Inovasi), Brandings (Membangun Brand), Bridgings (Penghubung), Actuatings (Pelaksanaan), Collaboratings (Kerjasama), Organizings (Organisasi Pembelajar), Networkings (Jejaring), Empowerings (Pemberdayaan), Modellings (Permodelan), Servings (Jasa Layanan).  Dokumen IKT ini dapat ditemukan dalam SK Dekan No. 0034/PARINKRAF/UMT/07/2020 tentang Indikator Kinerja Tambahan (IKT) Parinkraf yang dapat dikaji ulang dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan. Sebagai gambaran proses pembelajaran MBKM atau Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Ilustrasi berikut gambaran capaian kinerja penerapan tagline EDIBRACONEMS di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiah (PTMA). Berikut potensi pelibatan PTMA Pendamping terhadap keberadaan Eco-Park Parinkrafers di bidang Catur Dharma.

  1. Melakukan Penelitian dan Kajian Bidang Wisata dan Industri Kreatif
  2. Mempublikasikan hasil-hasil kajian ilmiah tentang wisata dan industri kreatif serta mendiseminasikannya kepada pihak-pihak terkait dan masyarakat umum.
  3. Menjalin Kerjasama intens dengan berbagai pihak dalam pengembangan riset bertema wisata dan indutsri kreatif di Indonesia
  4. Menjalin Kerjasama dengan Pemda dan penggiat wisata dan industri kreatif lainnya untuk mendapatkan data dan informasi seputar wisata dan industry kreatif di Indonesia
  5. Menjalin kerjasana dengan Lembaga NGO Internasional  dalam rangka pemahaman lintas budaya dan potensi wisata serta Industri kreatif mendunia.

  

  1. ECO-PARK SEBAGAI GALERY WIRAUSAHA KREATIF

 

Indikator Kinerja Tambahan (IKT) yang ditetapkan melebihi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) oleh Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif adalah dengan adanya Pusat Inovasi Inkubator Bisnis & Usaha (IBU) afiliasi Fakultas Parinkraf sebagai lembaga afiliasi kewirausahaan tagline program aksi yang terangkum dalam terminology EDIBRACONEMS. Keberadaan lembaga IBU adalah bentuk kongkrit  sinergi dengan persyarikatan muhammadiyah hasil rakor Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Banten, Majelis Pemberdayan Masyarakat (MPM), Majelis Pendidikan Kader (MPK), dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Madikdasmen), tanggal Maret 2019 dalam rangka memajukan persyarikatan muhammadiyah di Banten. Dari aspek tata kelola, tagline ini menjadi alat kontrol dan kendali atas 12 capaian kinerja, antara lain: Educatings (Pendidikan); Developing (Pengembangan), Inovatings (Inovasi), Brandings (Membangun Brand), Bridgings (Penghubung), Actuatings (Pelaksanaan), Collaboratings (Kerjasama), Organizings (Organisasi Pembelajar), Networkings (Jejaring), Empowerings (Pemberdayaan), Modellings (Permodelan), Servings (Jasa Layanan).  Dokumen IKT ini dapat ditemukan dalam SK Dekan No. 0034/PARINKRAF/UMT/07/2020 tentang Indikator Kinerja Tambahan (IKT) Parinkraf yang dapat dikaji ulang dan dianalisis untuk perbaikan berkelanjutan. Penyajian Indikator Kinerja Tambahan (IKT) ini dibuatkan tabel yang berisi sebagai berikut: nomor, IKU, IKT, dan alasan sebagaimana tabel berikut:

 

Nama Parinkrafers sudah menjadi kesepakatan branding dan nama fans di kalangan Civitas Akademika Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif Universitas Muhammadiyah Tangerang. Sebagai branding nama club maka setidaknya terdapat enam belas mascot animator beserta ilustrasinya. Berikut ini ikon animator masing-masing komunitas kreatif yang menjadi tagline sekiraya menjadi nama-nama Saung Kreatif yang akan dibuat di lokasi ekopark.

 

Tabel 2.1

Ikon Animasi Fakultas Pariwisata dan Industri Kreatif

 

No

Ikon Anmasi

Komuniats Kreatif

Ilustrasi Ikon Animasi

01

Advy

Komunitas Periklanan

02

Fothy

Komunitas Fotografi

03

Publy

Komunitas Penerbitan

04

Printy

Komunitas Percetakan

05

Packy

Komunitas Pengemasan

06

Devy

Komunitas DKV

07

Crafty

Komunitas Kerajinan

08

Culinary

Komunitas Kuliner

09

Filmy

Komunitas Perfileman

10

Styly

Komunitas Kerajinan

11

Feshy

Komuitas Fesyen

12

Animacy

Komunitas Animasi

13

Archy

Komunitas Aristektur

14

Rady

Komunitas Radio

15

Tivy

Komunitas Televisi

16

Travy

Komunitas Wisata

17

Trapy

Komunitas Transportasi

 

 

  1. EKO-PARK SEBAGAI PUSTAKA ILMU

 

Yang dimaksud fungsi gallery dalam konteks pembangunan ekopark adalah adanya sarana pembelajaran berbasis alam didukung berbagai fasilitas yang dapat dijadikan sebagai miniatur kampung dunia (global village) dengan saung ikon animasi 16 subsektor industri kreatif. Selain saung industry kreatif, diatas lahan tersebut juga akan berdiri bangunan utama dalam bentuk kapan pesiar dengan fungsi homestay atau penginapan lengkap dengan ruang belajar dan ruang pustaka dengan 15 ruang pertemuan utama yang didedikasikan untuk para tokoh pimpinan muhammadiyah. Kelima belah figur tokoh pembelajar yang sukses hantarkan Muhammadiyah sebagai ormas berkamajuan dan dikenal dunia sebagai organisasi modern tersebut, antara lain:

 

No

Nama/Periode

Foto

No

Nama/Periode

Foto

01

K.H. Ahmad Dahlan (1912-1923),

09

KH Faqih Usman

(1968-1968);

02

K.H. Ibrahim

(1023-1934);

10

K.H. A.R. Fachruddin (1968-1990);

03

K.H. Hisyam

(1934-1937);

11

K.H. Ahmad Azhar Basyir (1990-1995);

04

K.H. Mas Mansur (1937-1942);

12

Prof. Dr. H. Amien Rais (1995-1998);

 

05

Ki Bagoes Hadikoesoemo (1942-1953);

13

Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif (1998-2005);

06

Buya A.R. Sutan Mansur (1953-1959);

14

Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin MA

(2005-2015);

07

K.H. M. Yunus Anis (1959-1962);

15

Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si. (2015-2020)

08

K.H. Ahmad Badawi (1962-1968);

 

 

 

 

 

  1. EDIBRACONEMS TAGLNE INKUBATOR HIDUPKAN RANTING MAJUKAN PERSYARIKATAN UNTUK INDONESIA HEBAT

EDIBRACONEMS adalah akronim dari terminology Educatings | Innovatings | Bridgings | Brandings | Actuatings | Collaboratings | Networkings I Modellings I Servings. Edibraconems sudah menjadi kata tagline yang disepakati menjadi rumusan indicator kinerja dari program aksi Pusat Inkubasi Binis dan Usaha (IBU) Pandu Hizbul Wathon. Kata ini semakin menginspirasi penulis ketika hadir dalam rangkaian acara Pameran Potensi Desa yang dilaksanakan oleh Kementrian Desa Tertinggal di Jakarta Convention Centre, dari tanggal 13 s.d 15 Oktober 2016. Tahapan perjuangan mendorong tumbuhnya kelas kreatif melalui desa membangun bangsa dalam bingkai kebhinnekaan tunggal ika. 

Tampaknya tagline Gerbang Emas Desa sejalan dengan tagline EDIBRACONEMS yang tentunya identik dengan nama gadis desa yang gampang diingat sehingga berterima dalam masyarakat luas. Tagline ini juga pernah diperkenalkan di hadapan tim penyusun pedoman penilaian mandiri Kabupaten Kota Kreatif oleh Badan Ekonomi Kreatif secara nasional (2016).  Kegiatan asesmen mandiri tersebut dapat dituangkan melalui misi EDIBRACONEMS (Educatings, Developings, Innovatings, Brandings, Bridgings, Actuatings, Collaboratings, Organizings, Networkings, Empowerings, Modellings, Servings) yang secara terminolgi megandung makna sebagaimana dijelaskan dalam skema dibawah ini.  Dengan tagline ini, IBU Pandu Hizbul Wathon tentunya melihat adanya korelasi input, proses, output dan outcome dunia pendidikan tinggi terhadap potensi terbentuknya kota kreatif dan desa wisata melalui jejaring 178 perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Apalagi dengan potensi kemitraan sesama PTMA lainnya yang memiliki program studi kepariwisataan. Artinya, keberadaan amal usaha Pendidikan, amal usaha Kesehatan dan amal usaha ekonomi berupa Baitul Tamwil Muhammadiyah yang ada di tingkat kabupaten kota bisa diandalkan sebagai penopang terbentuknya berbagai kota kreatif maupun desa wisata di Indonesia.

Berikut ilustrasi capaian kinerja pendidikan tinggi dalam mendorong tumbuhnya desa kota kreatif dan desa kota wisata di Indonesia dalam gambaran siklus penerapan kerjasama sinergi Pendidikan Tinggi Muhammadiyah dengan masyarakat sasaran setingkat desa

 

NO

PROGRAM STRATEGI DAN RENCANA AKSI

A

Educatings, melakukan pembinaan masyarakat desa melalui peroses

pendidikan kewirausahaan kreatif dan inovatif.

 

  1. Mengubah cara pandang masyarakat desa dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja;
  2. Menanamkan jiwa kewirausahaan dikalangan masyarakat desa, khusunya pemuda atau  generasi muda;
  3. Menjadikan kewirausahaan sebagai media pembentukan karakter bangsa;
  4. Mencetak pemuda desa wirausaha yang kreatif, inovatif, produktif  dengan memiliki kemampuan prima untuk membuka lapangan kerja bagi dirinya dan bagi sesama lainnya;
  5. Menjadikan wirausaha sebagai kekuatan penggerak tumbuhnya ekonomi dan industri kreatif berbasis masyarakat desa pada skala mikro, kecil, bahkan menengah dan besar.
  6. Menjadikan pendidikan sebagai upaya menciptakan generasi wirausaha desa  yang memiliki karakter dengan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual yang baik.

B

Developings, melakukan riset pengembangan berbagai potensi wisata dan industry kreatif desa. 

 

  1. Melakukan riset pengembangan produk kerajinan khas desa.
  2. Melakukan riset pengembangan budaya khas desa
  3. Melakkan riset pengembangan potensi wisata desa
  4. Melakukan riset pengembangan potensi industri kreatif desa 

C

Innovatings, mendorong karya-karya inovasi desa menjadi layak pasar.

 

1.   Melakukan inovasi kewirausahaan desa melalui kegiatan riset berbasis keilmuan ekonomi atau industry kreatif;

2.    Melakukan penelitian kerjasama antar perguruan tinggi sebagai bentuk detasering pembinaan desa.

4.   Berperan aktif dalam kegiatan riset unggulan strategis nasional sebagai bentuk  pengembangan wawasan kerjasama;

5.      Berperan aktif dalam kegiatan riset andalan perguruan tingi dan industry.

6.    Berperan aktif dalam kegiatan penelitian kompetensi sesuai dengan bidang studi dan kompetensi pengajaran;

7.   Terlibat aktif dalam kegiatan penelitian prioritas nasional MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)

D

Bridgings, menjembatani pelaku usaha desa dengan dunia pendidikan, pelaku

usaha dan perbankan

 

1.    Memperluas dan memperkuat kemitraan dengan berbagai stakeholder di nasional, regional dan Internasional;

2.  Mengembangkan pola sinergi, kolaborasi dan kontribusi dengan berbagai Stakeholder Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, Dunia Industri, Dunia Pendidikan, Asosiasi Pengusaha, Organisasi Kepemudaan dan Masyarakat;

3.   Melakukan integrasi vertikal dan horisontal dengan berbagai usaha penumbuhan ekonomi dan industri di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan industri;

4.  Meningkatkan peran fasilitasi dan mediasi dalam memacu pertumbuhan usaha wirausahawan muda desa;

5.  Mengoptimalkan pemanfaatan media teknologi informasi, komunikasi, edukasi, sosialisasi dan advokasi yang ada untuk memacu pelaksanaan dan pengembangan Program Kewirausahaan Masyarakat Desa.

E

Brandings, menumbuhkan brand imej produk kewirausahaan desa di pasar

bebas.

 

  1. Brand inkubator kewirausahaan bagi pelaku wirausaha desa;
  2. Promosi pemasaran produk wirausaha desa dalam dan luar negeri;
  3. Brand One Village One Scholar.
  4. Branding One Village One Product
  5. Brandimg One Village One Scout

F

Actuatings, melaksanakan aksi nyata prospek kewirausahaan berbasis hasil riset setingkat desa.  

 

  1. Membentuk IBU-MBC tingkat ranting lembaga mitra dampingan  UMKM Tingkat Desa;
  2. Membentuk Academia Industry Gallery and Innovation Centre sebagai laboratorium Inkubator Bisnis dan Usaha IBU-UMT-MBC model perguruan tinggi;
  3. Menawarkan pembentuka IBU-PTMA Academia Industry Gallery and Innovation Centre ke 174 PTMA lainnya di Indonesia.

G

Collaboratings, mendorong terbentuknya komunitas wirausaha desa kreatif

berbasis kearifan local

 

  1. Memfasilitasi pelaku wirausaha desa dalam temu idola wirausaha muda berprestasi dengan pelajar, mahasiswa, pramuka dan karang taruna;
  2. Memfasilitasi kegiatan pelaku usaha desa pada acara Expo Potensi Desa Kemendes  dan program2 relevan kelembagaan Pemerintah lainnya;
  3. Memfasilitasi warga desa dalam pemanfaatan akses permodalan perbankan;
  4. Memfasilitasi warga desa dalam pembentukan Bumdesa maupun Lembaga Permodalan Kewirausahaan Desa (LPKD);
  5. Memfasilitasi pengelola Bumdesa dalam mengembangkan sistem manajemen kewirausahaan pemuda.

H

Networkings, membangun jejaring wirausaha desa secara nasional, regional

dan Internasional

 

1.  Mendorong pengelola Bumdesa aktif pada forum komunikasi Stakeholder kewirausahaan desa;

2. Mendorong pengelola Bumdesa aktif pada forum kajian pengembangan kewirausahaan desa melibatkan kalangan pers, Perguruan Tinggi dalam dan luar negeri, Asosiasi Pengusaha, Asosiasi Profesi;

3. Mendorong pengelola Bumdesindo aktif dalam Pertukaran Informasi Berbasis Website Wirausaha Desa;

4. Mendorong pengelola Bumdesa berkontribusi dalam penyebaran informasi di Jurnal kewirausahaan desa.

I

Modellings, membentuk usaha model (PT, CV, Koperasi) di lingkungan

desa maupun usaha model kerjasama jejaring milik asosiasi

 

  1. Menjadikan unit Bumdes C-Pay sebagai unit usaha model bagi setiap Bumdesa yang tergabung dalam wadah Bumdesindo;
  2. Mendorong terbentuknya unit usaha model Bumdesa sebagai sasaran magang dan studi banding pengelola Bumdesa lainnya;
  3. Pemagangan pelaku wirausah desa di dalam dan luar negeri;
  4. Pemilihan wirausaha desa berprestasi;
  5. Pengembangan Inkubasi Bisnis Kewirausahaan Desa ;
  6. Pembentukan sentra wiruusaha kreatif desa ;
  7. Pembentukan forum wirausaha desa tingkat provinsi dan kabupaten/kota;

J

Servings, memberikan layanan jasa konsultan pendirian usaha baru,

pelatihan dan riset pengembangan produk baik untuk  anggota Bumdes

maupun masyarakat umum

 

  1. Memberikan layanan jasa konsultansi pendirian usaha baru bagi warga desa;
  2. Memberikan layanan jasa konsultasi pembinaan manajemen dan tatakelola usaha Bumdesa;
  3. Memberikan layanan jasa konsultasi dan desain kemasaan produk usaha Bumdesa;
  4. Memberikan layanan jasa konsultasi dan riset pengembangan usaha Bumdesa.